Sunday, June 16, 2013

Teknik-teknik estimasi pada Proyek Sistem Informasi

Ada tiga teknik yang digunakan untuk melakukan estimasi, yaitu :

1.    Keputusan Profesional

Katakanlah bahwa anda merupakan orang yang memiliki pengalaman yang luas dalam membuat program “report generation modules”. Anda melakukannya dengan pendekatan merancang report tersebut dan memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat program tersebut. Setelah mempelajari rancangan program selama 5 menit, programmer lalu menutup matanya selama 5 menit (dia tidak tidur, tetapi berhitung), dan kemudian mengatakan “15 hari”. Inilah yang disebut Keputusan Profesional murni.

Keuntungan dari teknik ini adalah cepat , dan jika seseorang sudah ahli dalam teknik ini, maka estimasinya pasti akan lebih akurat. Sedangkan kerugian dari teknik ini adalah bahwa anda membutuhkan seorang ahli yang berpengalaman dalam bidang ini, dan beberapa ahli tersebut akan bekerja keras untuk mendapatkan estimasi yang tepat.

2.    Sejarah

Jalan keluar dari ketergantungan pada orang dan untuk membuat estimasi lebih khusus, yaitu anda harus mengerti tentang sejarahnya. Tulislah berapa lama masing-masing tugas dapat diselesaikan dan siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut.

Anda dapat membandingkan tuagas yang akan diestimasik dengan tugas yang sama yang dikerjakan lebih awal, setelah itu mulailah dengan melakukan estimasi. Hal ini dimaksudkan agar anda menjabarkan suatu proyek ke dalam beberapa tugas yang biasanya diulang dan mudah untuk dibandingkan.

3.    Rumus-rumus

Ada beberapa rumus yang digunakan dalam software estimasi. Software yang baik untuk diketahui adalah COCOMO (Referensi 15). COCOMO dapat digunakan untuk memperkirakan biaya proyek, usaha (person months), jadwal, dan jumlah staf untuk masing-masing fase berikut ini :

      Preliminary Design                       -     our Analysis Phase
      Detailed Design (DD)                    -     our Design Phase
      Code and Unit Tes (CUT)             -     same as ours
      System Test                                  -     our System Test and Acceptance Phase

Ada 3 tipe penginputan dengan COCOMO

Estimasi (Perkiraan)

          Estimasi merupakan sebuah proses pengulangan. Pemanggilan ulang estimasi yang pertama dilakukan selama fase definisi, yaitu ketika anda menulis rencana pendahuluan proyek. Hal ini perlu dilakukan, karena anda membutuhkan estimasi untuk proposal. Setelah fase analisis direncanakan ulang, anda harus memeriksa estimasi dan merubah rencana pendahuluan proyek menjadi rencana akhir proyek.

Contoh : Estimasi Biaya Konstruksi di dalam Manajemen Proyek

Anggaran Biaya Kasar 
Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti di dalam manajemen proyek.

Anggaran Biaya Teliti 
Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya kasar sebagaimana diuraikan terdahulu, harga satuan dihitung berdasarkan harga taksiran setiap luas lantai m2. Taksiran tersebut haruslah berdasarkan harga yang wajar dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti di dalam manajemen proyek. Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung dengan teliti, didasarkan atau didukung oleh: bestek, gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis, gambar bestek, gunanya untuk menentukan/menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan, harga satuan pekerjaan, harga satuan pekerjaan diperoleh dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan BOW. BOW (Burgerlijke Openbare Werken) adalah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan oleh Dir. BOW tanggal 28 Februari 1921 Nomor 5372 A pada zaman pemerintahan Hindia Belanda di dalam manajemen proyek.

Karateristik Data Biaya 
Data biaya dengan beragam kecermatan diperlukan pada industri ini untuk teori dan praktek ekonomi bangunan. Data-data ini diperlukan selama tahap permulaan proses desain, guna memberikan iklim suatu indikasi biaya yang mungkin berkenaan dengan proyek konstruksi yang diusulkan tersebut. Data-data tersebut mungkin juga diperlukan pada tingkat ketelitian tertentu bilamana proyek berlanjut ke tahap desain dan konstruksi di dalam manajemen proyek.

Data biaya selama tahap awal proses desain dapat dikaitkan dengan fungsi dan desain. Akan tetapi, tingkat kelayakan sangat diragukan dan memerlukan penilaian atas beberapa faktor variabel. Dalam tahap akhir dari proses desain, aspek biaya lebih berkaitan dengan kuantitas dan spesifikasi. Kedua hal diatas merupakan pendekatan tradisional. Suatu pandangan alternatif menyatakan bahwa biaya ditentukan oleh proses, yaitu metode, peralatan, dan sarana yang dipilih oleh kontraktor dalam menentukan biaya di dalam manajemen proyek.

Keakuratan dan Kekonsistenan
 

Penyusunan semua jenis informasi biaya selalu tidak menyatakan data tersebut akurat. Barangkali satu-satunya kekecualian adalah daftar harga pedagang bahan bangunan, tetapi ini pun dapat sewaktu-waktu berubah tanpa pemberitahuan. Oleh karenanya, data yang tersedia tidak lebih hanya pedoman umum, tetapi sampai seberapa jauh? Hal ini dapat diukur dalam dua cara yang berbeda yaitu keakuratan dan konsistensi. Keakuratan menyatakan kesamaan terhadap nilai aktual, apa pun nilai itu di dalam manajemen proyek. Sebaliknya konsistensi merupakan suatu ukuran sampai berapa lama keakuratan ini dapat dipercaya. Menurut Asworth, A., (1994) menunjukkan bahwa keakuratan kontraktor dalam memberikan estimasi rata-rata berkisar ±10% dan ini merupakan masalah. Dalam keadaan tertentu estimator dapat melakukan 50-60% ketidakakuratan. Hal ini disebabkan oleh adanya masalah dalam pemakain data biaya, karena informasi tersebut sampai taraf tertentu kurang dapat dipercaya. Berikut ini contoh beberapa perbedaan penggunaan koefisien sebagai dasar untuk menentukan biaya konstruksi di dalam manajemen proyek.