Estimasi merupakan sebuah proses
pengulangan. Pemanggilan ulang estimasi yang pertama dilakukan selama fase
definisi, yaitu ketika anda menulis rencana pendahuluan proyek. Hal ini perlu
dilakukan, karena anda membutuhkan estimasi untuk proposal. Setelah fase
analisis direncanakan ulang, anda harus memeriksa estimasi dan merubah rencana
pendahuluan proyek menjadi rencana akhir proyek.
Contoh
: Estimasi Biaya Konstruksi di dalam Manajemen
Proyek
Anggaran Biaya Kasar
Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan
tiap meter persegi (m2) luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai
pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun namanya
anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh
berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti di dalam manajemen proyek.
Anggaran Biaya Teliti
Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau proyek yang
dihitung dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat
penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya kasar sebagaimana diuraikan
terdahulu, harga satuan dihitung berdasarkan harga taksiran setiap luas lantai
m2. Taksiran tersebut haruslah berdasarkan harga yang wajar dan tidak terlalu
jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti di dalam manajemen
proyek. Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung dengan teliti,
didasarkan atau didukung oleh: bestek, gunanya untuk menentukan spesifikasi
bahan dan syarat-syarat teknis, gambar bestek, gunanya untuk
menentukan/menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan, harga satuan
pekerjaan, harga satuan pekerjaan diperoleh dari harga satuan bahan dan harga
satuan upah berdasarkan perhitungan BOW. BOW (Burgerlijke Openbare Werken)
adalah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan oleh Dir. BOW tanggal
28 Februari 1921 Nomor 5372 A pada zaman pemerintahan Hindia Belanda di dalam
manajemen proyek.
Karateristik Data Biaya
Data biaya dengan beragam kecermatan diperlukan pada industri ini untuk
teori dan praktek ekonomi bangunan. Data-data ini diperlukan selama tahap
permulaan proses desain, guna memberikan iklim suatu indikasi biaya yang
mungkin berkenaan dengan proyek konstruksi yang diusulkan tersebut. Data-data
tersebut mungkin juga diperlukan pada tingkat ketelitian tertentu bilamana
proyek berlanjut ke tahap desain dan konstruksi di dalam manajemen proyek.
Data biaya selama tahap awal proses desain dapat dikaitkan dengan fungsi
dan desain. Akan tetapi, tingkat kelayakan sangat diragukan dan memerlukan
penilaian atas beberapa faktor variabel. Dalam tahap akhir dari proses desain,
aspek biaya lebih berkaitan dengan kuantitas dan spesifikasi. Kedua hal diatas
merupakan pendekatan tradisional. Suatu pandangan alternatif menyatakan bahwa
biaya ditentukan oleh proses, yaitu metode, peralatan, dan sarana yang dipilih
oleh kontraktor dalam menentukan biaya di dalam manajemen proyek.
Keakuratan dan Kekonsistenan
Penyusunan semua jenis informasi biaya selalu tidak menyatakan data
tersebut akurat. Barangkali satu-satunya kekecualian adalah daftar harga
pedagang bahan bangunan, tetapi ini pun dapat sewaktu-waktu berubah tanpa
pemberitahuan. Oleh karenanya, data yang tersedia tidak lebih hanya pedoman
umum, tetapi sampai seberapa jauh? Hal ini dapat diukur dalam dua cara yang
berbeda yaitu keakuratan dan konsistensi. Keakuratan menyatakan kesamaan
terhadap nilai aktual, apa pun nilai itu di dalam manajemen proyek. Sebaliknya
konsistensi merupakan suatu ukuran sampai berapa lama keakuratan ini dapat
dipercaya. Menurut Asworth, A., (1994) menunjukkan bahwa keakuratan kontraktor
dalam memberikan estimasi rata-rata berkisar ±10% dan ini merupakan masalah.
Dalam keadaan tertentu estimator dapat melakukan 50-60% ketidakakuratan. Hal
ini disebabkan oleh adanya masalah dalam pemakain data biaya, karena informasi
tersebut sampai taraf tertentu kurang dapat dipercaya. Berikut ini contoh
beberapa perbedaan penggunaan koefisien sebagai dasar untuk menentukan biaya
konstruksi di dalam manajemen proyek.
No comments:
Post a Comment